RUANGPOLITIK.COM – Persaingan dalam perebutan posisi Ketua Umum Tanfidziyah PBNU semakin mengerucut kedua nama, yakni Said Aqil Siradj sebagai calon petahana dengan Khatib Aam NU, Yahya Cholil Staquf sebagai gambaran regenerasi dalam tubuh NU.
Saling klaim dukungan antara keduanya, semakin menghangat akhir-akhir ini. Bahkan para pendukung sudah mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menjurus saling serang.
Guna mengantisipasi adanya perpecahan dan polarisasi pada Muktamar ke-34 yang akan diadakan di Lampung, pada 23 – 25 Desember 2021 mendatang, maka diperlukan calon alternatif yang diterima oleh semua pihak.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Irham Djalil.
“Kalau buntu kiri dan buntu kanan, harus ada alternatif dan alternatif itu bukan ban serep. Saya kira Kiai As’ad (As’ad Said Ali) ini pilihannya,” ujar Irham, seperti dikutip dari RmolJatim, Senin (13/12/2021).
Baca juga:
Alhamdulillah, Akhirnya Muktamar NU Disepakati Tanggal 23 – 25 Desember 2021
Minta Jokowi Netral, Muktamar NU Akan Bahas Kritik Terhadap Pemerintah
Muktamar NU Mulai Memanas, Saling Klaim Dukungan Terjadi
Terima Dukungan dari 28 PWNU. Said Aqil: Saya Siap Maju
Menurut Irham. sosok Kyai Sa’ad Said Ali yang merupakan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) memiliki kapasitas untuk memajukan dan menjadikan NU sebagai organisasi yang mandiri.
“Kiai As’ad usung konsep kemandirian NU. Itulah yang dicari warga Nahdliyin, baik di NU kultural maupun NU struktural. Saat ini kita berharap ada kemandirian NU,” sambungnya.
Dengan konsep kemandirian yang diusung As’ad Ali, kedepan NU tidak lagi perlu meminta bantuan dan dana dari pihak manapun, NU akan jadi organisasi yang mandiri dan lebih baik kedepannya.
“Ini bagian dari kemandirian. Tak perlu ada kekuatan dari luar untuk mempengaruhi NU. Konsep Kiai As’ad harus diapresiasi warga NU maupun NU struktural,” pungkasnya.
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)