RUANGPOLITIK.COM – Pengumuman nama-nama yang mengisi kepengurusan PBNU dibawah duet Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Rais Aam KH Miftahul Achyar masih berlangsung, sampai siang ini, Rabu (12/1/2022).
Beberapa nama pengurus inti sudah disebutkan, antara lain Sekjen diisi oleh Saifullah Yusuf, sedangkan posisi Wakil Ketua Umum dan Bendahara Umum diisi oleh politisi Golkar dan PDIP.
Pernyataan Gus Yahya tidak akan membawa NU hanya kepada satu partai (PKB), menjadi kenyataan dengan masuknya para politisi lintas partai di kepengurusannya.
“Untuk Bendahara Umum adalah Haji Mardani H Maming,” ujar Gus Yahya melalui keterangan pers secara virtual dari Kantor PBNU, Cikini, Rabu (12/1/2022).
Mardani H Maming adalah seorang politikus dari PDIP, yang merupakan mantan Bupati Kabupaten Tanah Bumbu. Politisi muda ini terkenal juga sebagai pengusaha yang sukses dan aktif di berbagai organisasi profesi.
Selain nama politisi PDIP, nama politisi Partai Golkar juga masuk dalam posisi penting di kepengurusan PBNU, yakni Nusron Wahid sebagai Wakil Ketua Umum.
Nama Nusron sendiri sebelumnya diprediksi bakal menjadi Sekjen PBNU, karena kiprahnya di dalam pemenangan Gus Yahya pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, Desember lalu.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga masuk sebagai Wakil Ketua Umum.
Baca juga:
Saifullah Yusuf Menjadi Sekjen PBNU
KH Said Aqil Sirodj dan Adiknya Masuk Kepengurusan
Janji untuk melibatkan kepengurusan lama dalam kepengurusan PBNU di bawah Gus Yahya, juga terlihat dengan dimasukkannya nama mantan Ketua PBNU dua periode KH Said Aqil Sirodj sebagai pengurus.
“Prof Dr KH Said Aqil Sirodj sebagai Mustasyar,” kata Gus Yahya.
Adik dari KH Said Aqil Sirodj juga masuk dalam kepengurusan.
“Rais. KH Muhammad Mustopha Aqil Sirodj, adik KH Said Aqil Sirodj,” sambungnya.
Pada kesempatan di awal pengumuman, Gus Yahya menyebutkan kepengurusannya akan mengakomodir semua kalangan, yang dia sebut sebagai kepengurusan berwajah Nusantara.
“Pengurus Nahdlatul Ulama yang kita miliki saat ini, adalah pengurus Nahdlatul Ulama yang berwajah Nusantara,” ujar Gus Yahya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)