RUANGPOLITIK.COM-Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengatakan transisi dari pandemi ke endemi virus corona harus disikapi dengan penuh kehati-hatian melalui berbagai tahapan.
Saat ini Jokowi menyebut pemerintah memang sudah mengizinkan Mudik Lebaran 2022 yang didasarkan terhadap kasus aktif Covid-19 dan kasus harian yang sudah menurun.
Hal itu disampaikan Jokowi usai meninjau Sirkuit Formula E Jakarta di kawasan Ancol, kemarin.
“Tetapi, apapun ada masa transisi yang masih kita harus hati-hati,” ujarnya.
Berita Terkait:
Fahri Hamzah: Anies dan Jokowi Jangan Diadu Domba
Presiden Jokowi Larang Pejabat Pemerintah Gelar Halal Bihalal
Jokowi Sidak Sirkuit Formula E, Anies Pastikan Arena Trek Sudah 100 Persen
Bahlil Sebut Alasan Jokowi Larang Ekspor CPO: Pengusaha Tak Tertib
Kepala Negara menyebut, Indonesia tidak akan gegabah dengan langsung menerapkan kebijakan melepas masker seperti halnya negara lain.
Proses transisi perlu dilihat selama enam bulan ke depan.
Setelah itu bisa diputuskan apakah kebijakan melepas masker di luar dan di dalam ruangan bisa diterapkan.
Menurutnya, ada sejumlah tahapan yang harus dijalankan saat ini menyikapi menurunnya kasus Covid-19.
Jokowi menjelaskan, pemerintah juga memiliki sejumlah pengalaman saat menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Delta maupun Omicron.
“Ada tahapan-tahapan yang kita tidak perlu tergesa-gesa. Apapun, kita punya pengalaman saat Delta seperti apa, saat Omicron seperti apa, sehingga kehati-hatian, kewaspadaan itu tetap harus,” ucapnya.
“Saya tidak ingin kayak negara-negara lain langsung buka masker, ndak. Ini masih masa transisi, kira-kira enam bulan kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau di luar ruangan buka masker, kalau di dalam ruangan masih pakai masker,” tuturnya.
Sebelumnya, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap cara-cara yang dilakukan agar Indonesia bisa bertahap dari pandemi ke endemi.
Luhut Pandjaitan menyebut pemerintah menentukan beberapa indikator agar Indonesia bisa keluar dari pandemi menuju endemi yakni tingkat kekebalan, kasus Covid-19 yang rendah hingga indikator WHO.
“Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai status endemi ke depan,” ujarnya.
Dia mengatakan, pemerintah menggunakan prakondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan beberapa indikator di antaranya, tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveillance aktif.
Selain itu, kata Luhut prakondisi ini harus terjadi dalam rentang waktu yang sudah cukup panjang dan sudah stabil atau konsisten.
Meski demikian, Luhut Pandjaitan menekankan usulan transisi dari pandemi ke endemi masih terus akan disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya.
“Hal pertama yang dilakukan, pertama adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia,” tuturnya.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi itu juga mengatakan, pemerintah terus mendorong dan meminta bantuan kepada pemerintah daerah agar memaksimalkan jumlah vaksin booster.
Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia tidak ikut-ikutan kepada negara lain yang sudah transisi dari pandemi ke endemi.(BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)