RUANGPOLITIK.COM – Wacana presiden 3 periode kembali mengapung kencang, ketika pendukung Presiden Jokowi terus menyuarakan untuk membuka peluang tersebut.
Derasnya suara-suara itu menjadi pertanda bahwa mereka belum melihat ada sosok yang bisa menjadi representasi Jokowi untuk Pilpres 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari, melihat ada kegamangan dari para pendukung Jokowi tersebut, terhadap nama yang selama ini disebut sebagai calon penerus Jokowi.
“Ada Ganjar dan Erick Thohir. Selama ini 2 nama tersebut sudah digadang-gadang sebagai calon yang dipersiapkan. Tapi ada keraguan dari para pendukung, keduanya bisa memenangkan pilpres. Jadi solusinya, ya tetap mendukung Jokowi lagi,” ujar Sholeh melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Jumat (2/9/2022).
Kata Sholeh, nama Ganjar dan Erick Thohir sudah sejak setahun lalu coba disiapkan untuk sebagai pelanjut pemegang kekuasaan.
Para pendukung Jokowi juga sudah membaca tanda-tanda itu, namun prosesnya tidak selancar yang diperkirakan.
“Ganjar yang dipersiapkan sebagai presiden, ternyata mendapat penolakan yang keras dari kubu PDIP. Ini tentunya persoalan besar, karena tanpa dukungan PDIP sudah pasti kekuatan tergerus signifikan. Pemilih Ganjar itu, ya pemilih PDIP, apalagi Jawa Tengah itu sarangnya PDIP,” terang Sholeh.
Upaya mendesak PDIP dengan menawarkan elektabilitas tinggi Ganjar Pranowo, seperti Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, ternyata tidak membuat PDIP bergeming.
PDIP, kata Sholeh tetap berupaya mendorong Puan Maharani, yang dengan sendirinya posisi Ganjar semakin sulit.
Berbeda dengan Erick Thohir, yang juga sempat menjadi harapan para pendukung Jokowi.
Menurut Sholeh, Erick masih jauh dari harapan untuk bisa menjadi calon presiden (capres) bahkan calon wakil presiden (cawapres).
“Erick sempat berada pada jalur yang tepat untuk posisi cawapres. Namun semakin ke sini, kok semakin meragukan. Nama Erick tersingkir dari bacapres Nasdem, begitu juga di PAN, ternyata nama Erick juga bukan unggulan utama. Terlihat PAN hanya sekedar memasukkan namanya saja,” sambung Sholeh.
Pendekatan Erick Thohir pada kalangan Nahdliyin (warga NU), ujar Sholeh juga tidak optimal.
Erick masih kalah dari nama-nama di internal NU, seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.
“Jika salah satu dari tokoh NU di atas ikut menjadi capres atau cawapres, maka pasti nama Erick akan tenggelam. Nahdliyin tetap akan memilih ‘anak kandung’ sendiri,” imbuh Sholeh yang juga merupakan aktivis Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Keraguan terhadap Ganjar Pranowo dan Erick Thohir itu, membuat para pendukung Jokowi tidak memiliki pilihan lain.
“Jika keduanya ‘on the track’ pasti opsi 3 periode itu tidak akan muncul lagi,” pungkas Sholeh. (ASY)