Oleh: M Wirtsa Firdaus
RUANGPOLITIK.COM — Dalam sebuah diskusi Whatsapp group Petinggi Negeri Serumpun Sebalai Senin 17 Oktober 2022 berawal dari terprovokasinya para peserta dengan akan terbitnya sebuah buku berjudul REVOLUSI THORIUM BABEL. Bükü yang hebat karena walaupun belum terbit telah mengundang orang untuk membahas dan mendiskusikannya.
Thorium merupakan salah satu unsur kimia dengan nomor atom 90 berlambang Th. Thorium ini berbentuk padat, seperti kristal dan mineral lain, warnanya keperakan. Keberadannyan ada di alam seperti di China dan India. Di Indonesia bahan itü terdapat di Bangka Belitung sebagai limbah dari Tambang Timah. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan Thorium dapat menjadi energy raksasa sejenis nuklir yang lebih aman dari pada energy Nuvlear berbasis Uranium.
Di katakan Satü ton logam Th akan menghasilkan enery setara dengan 300 Ton U ( alam) atau 3.500.000 ton batu bara. Woro woro Thorium di Babel akan dijadikan satu pertimbangan.untuk membangun sebuah reaktor Nuclear berbasis Thorium kemudian merebak mewangi ke seantero negeri hingga ke tanah seberang. Sampai sampai sebuah perusahaan dari Benua Amerika mengirimkan timnya ke Bangka Belitung untuk mensurvey daerah tapak Reaktor yang paling pas.
Kemampuan menghasilkan energy yang begitu beşar dan keberadaanya sebagai mineral ikutan timah wajar membuat para kapitalis berhitung hitung peluang dan risiko. Belum lagi secara teknis digadang gadang lebih aman dari pada kakak kandungnya si Uranium.
Dalam tataran Aplikasi disebutkan China dengan dukungan pembiayaan dari Yayasan milik Bill Gate bos mircrosoft akan melakukan uji coba dan rencanannya tahun 2022 sudah bisa beroperasi energi Thorium.
China mengunakan jenis reactor Thorium Molten-Salt Reactor /TMSR ( reactor Garam Cair Thorium. ). Reaktor lifter adalah reactor generasi IV yang menggunakan campuran garam cair ( ThF4-U233F4 ) sebagai bahan bakar sekaligus sebagai bahan pendingin reactor yang disirkulasikan melalui teras reactor.
India juga sudah melakukan uji coba. Terakhir Indonesia di harapkan negara pertama di ASEAN yang akan menggunakan energy Thorium.
Informas yang dibocorkan kepublik menimbulkan sedikit gaduh sehingga penggiat lingkungan merasa perlu untuk mempertanyakan dan mendiskusikannya.
Harapan dan kekhawatiran datang silih berganti tanpa pernah tahu apa yang di harapkan dan di khawatirkan. Itulah sebetulnya yang terjadi dengan kasak kusuk Thorium Babel.
Faktanya Singapura Negerinya Para Bedebah itu sebanyak apapun Mineral ikutan Timah akan mereka terima dengan tangan terbuka.
“Kalau Monazit, penambang timah rakyat sudah mampu mendapatkan dan dijual ke China secara gelap dgn harga yg tinggi, Monazite Babel di beli oleh pasar gelap saat ini sekitar Rp.5 jt/kg” ungkap seorang pelaku Tambang Di Babel.
Beberapa hal menarik menjadi sebuah fakta di penghujung diskusi disebutkan bahwa pertama penggunaan energy Thorium masih terus dalam tataran percobaan, kedua setelah China dan India Indonesia akan jadi pengguna selanjutnya dan ternyata sampai dengan hari ini Indonesia khususnya Bangka Belitung belum memiliki data kekayaan Thorium yang sebenarnya.
Selama ini Thorium Babel dalam senyawa yang melekat pada monazit salah satu mineral ikutan Timah. Reaktor Nuklir berbasis Thorium mungkin membutuhkan investasi triliunan rupiah untuk menghasilkan energy 1 ton th setara 3.500.000 ton batu bara.
Energy murah katanya dan mampu menerangi satu Sumatera termasuk Singapura. Bagaimana mungkin orang mau berinvestasi kalau data pendukung prospeknya tidak ada. Kalaupun itu penjudi mungkin adalah penjudi tua kaya raya yang tak lagi menginginkan kehadirannya di bumi ini.
Sampai hari ini belum pernah ada pengumpulan data cadangan kekayaan thorium di Bangka Belitung bahkan Indonesia melalui proses eksplorasi, yang akan menjadi pegangan hidup para investor di dunia SDA tak terbaharukan seperti mineral Monazit bukan ramalan para ahli nujum yang sudah ada sejak zaman Firaun.
Artinya dengan demikian solusi mengisi kekhawatiran kelangkaan energy melalui pembangunan reaktor Nuclear berbasis thorium di Bangka Belitung sampai hari ini adalah sebuah Ilusi cerdas dalam menghasilkan solusi. Kalaupun akan digeser menjadi sebenarnya solusi maka pemerintah harus hadir dan campur tangan agar dilakukan pendataan lengkap melalui metode Eksplorasi.
Penulis: Pengamat Media, Sosial dan Budaya
Editor: Syafri Ario
(Rupol)