RUANGPOLITIK.COM — Akhirnya hitungan cepat dalam pemilihan umum yang diadakan Malaysia, menjadi sejarah kelam bagi karir politiknya. Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, kalah telak dalam pemilihan umum ke-15 (GE15) yang digelar kemarin.
Ini merupakan kekalahan pertama politikus berusia 97 tahun itu dalam 53 tahun atau lebih dari setengah abad berpolitik.
Dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Minggu (20/11), Mahathir yang memimpin koalisi Gerakan Tanah Air (GTA) harus menelan pil pahit lantaran gagal mempertahankan kursinya di Langkawi.
Dia hanya mampu memperoleh 4.566 suara dan menempati posisi ke-empat. Kalah telak dari Mohd Suhaimi Abdullah dari Perikatan Nasional yang mengantongi 13.518 dari 25.463 suara. Kekalahan ini dinilai mungkin mengakhiri karir politikus veteran yang bertahan paling lama di Asia itu.
Sebagai informasi, Mahathir memegang rekor dunia sebagai ‘perdana menteri tertua di dunia’ saat ini ketika ia menjadi menjabat untuk kedua kalinya pada 2018. Hanya dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93. Dia juga merupakan perdana menteri dengan jabatan terlama di Malaysia, setelah menjabat selama 22 tahun hingga 2003.
Pada 2018, dia kembali menjabat sebagai perdana menteri setelah memimpin Pakatan Harapan (PH) meraih kemenangan bersejarah. Saat itu, Mahathir mengalahkan UMNO yang juga pernah dia pimpin.
Saat maju dalam pemilihan kali ini bersama GTA, Mahathir menertawakan saran bahwa dirinya harus pensiun. Saat itu, dia mengaku memiliki “peluang bagus” untuk menang.
Koalisi GTA terdiri dari empat partai politik, yakni Partai Aliansi Muslim India Nasional (Iman), Partai Bumiputera Perkasa Malaysia (Putra), Partai Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia (Berjasa) dan Pejuang. Juga termasuk LSM, akademisi dan individu.
“Saya masih berdiri dan berbicara dengan Anda, menurut saya, membuat jawaban yang masuk akal,” kata Mahathir.
Dia juga menegaskan bahwa partainya tidak akan membentuk aliansi dengan partai-partai yang dipimpin oleh “penjahat atau penjara” – referensi yang jelas ke Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai mantan perdana menteri Najib Razak yang dipenjara.
Editor:Ivo Yasmiati