Paling ideal itu Anies-Muhaimin, memenuhi semunya. Anies menguasai suara wilayah DKI, Jabar, Banten dan luar Jawa, sedangkan Cak Imin sumbangkan suara NU
RUANGPOLITIK.COM – Tarik ulur kepentingan capres dan cawapres pada Koalisi Gerindra-PKB, hanya akan membuat Muhaimin Iskandar kehilangan waktu.
Jika ingin jadi cawapres, lebih baik Muhaimin merapat ke NasDem dengan menjadi pendamping Anies Baswedan, daripada berharap kepada Prabowo dan Gerindra yang masih menunda-nunda waktu.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Dr Sholeh Basyari, dalam diskusi terbatas di Ruang Politik, Minggu (27/11/2022).
Menurutnya, pasangan Anies dengan Muhaimin akan memenangkan kontestasi pilpres, karena memenuhi semua faktor pendukung kemenangan.
“Paling ideal itu Anies-Muhaimin, memenuhi semunya. Anies menguasai suara wilayah DKI, Jabar, Banten dan luar Jawa, sedangkan Cak Imin sumbangkan suara NU di Jatim dan Jateng. Suara Islam kanan dan kiri juga terhimpun,” ujar Sholeh kepada RuPol.
Muhaimin menjadi pelengkap paling sempurna bagi Anies sebagai cawapres, dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudoyono (AHY) Demokrat maupun Ahmad Heryawan (Aher) dari PKS.
Koalisi NasDem dan PKB juga telah memenuhi syarat Ambang Batas Pencalonan Presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen.
“Jika hanya 2 partai itu, sudah memenuhi 20 persen. Partainya juga sudah mewakili nasionalis dan relijius. Jadi apalagi? Saya haqqul yakin akan sangat kuat,” lanjut Aktivis NU tersebut.
Begitu juga sebaliknya, Anies akan lebih potensial dibanding Prabowo sebagai capres, jika Muhaimin ingin mewujudkan impiannya sebagai wakil presiden.
Suara Prabowo pada Pilpres 2019 lalu sebesar 44,5 persen, sebagian besar sudah berpindah ke Anies Baswedan.
“Prabowo memilih masuk kabinet meninggalkan pendukungnya 2019 lalu, sekarang suara itu sudah beralih ke Anies. Cak Imin bisa membawa suara NU 15-20 juta saja dari pemilih Jokowi 2019, itu sudah bisa membuat Anies-Muhaimin menang satu putaran,” papar Sholeh.
Baca juga:
Bagi Jokowi, Siapapun capresnya yang cawapres tetap Erick Thohir
Jika pasangan itu terwujud, maka susah bagi Prabowo dan Gerindra untuk menemukan lagi tandem koalisi yang tepat, sehingga bisa jadi akhirnya akan ikut mendukung.
Sementera itu, bagi Demokrat dan PKS juga ridak ada jalan lain kecuali bergabung juga menjadi pengusung.
“Demokrat dan PKS tidak cukup untuk mengusung pasangan lain lagi. Mereka akan bergabung dengan sendirinya, bahkan bisa jadi Gerindra, PAN dan PPP juga menyusul mengingat peluang menang pasangan ini yang besar,” imbuh pengajar di berbagai perguruan tinggi itu.
Sholeh juga meyakini pasangan itu akan menjadi solusi bagi polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat, mengingat posisi keduanya yang cenderung berada di tengah. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
RuPol