RUANGPOLITIK.COM — Merosotnya nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam beberapa hasil lembaga survei yang diimbangi oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dibantah oleh politisi Gerindra. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Jumat (2/2) mengatakan jika indikator tidak bisa dijadikan pegangan.
“Ya, survei-survei ini kan hanya indikator-indikator saja, dan tidak bisa dijadikan pegangan,” kata Fadli Zon.
Pasalnya hingga saat ini situasi pencapresan belum jelasn. Karena tokoh-tokoh yang akan maju dalam Pilpres baru diketahui saat mendekati tenggat waktu pendaftaran.
endaftaran.
“Jadi kalau sekarang ini, menurut saya, tidak bisa menjadi indikator apa-apa kecuali popularitas seseorang,” nilai dia.
Gerindra, dikatakan Fadli Zon, baru bisa melihat dan menimbang hasil survei jika sudah diputuskan siapa saja tokoh Pilpres 2024.
“Survei kan sekarang ini bisa jadi alat untuk konsultan politik. Bukan sekadar survei yang independen. Jadi bisa jadi alat kampanye juga,” ucapnya.
Hasil survei, tambah Fadli Zon, pun tidak membuat Gerindra mengubah keputusan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
“Tentu kita perlu melihat selain calon itu harus cocok, juga dinamika politik ke depan yang paling menentukan, kira-kira kita akan bersama siapa. Paling tidak kan yang sekarang dengan PKB, mungkin ada partai-partai lain yang bergabung dan seterusnya,” tandas Fadli.
Sebelumnya, Berdasarkan hasil survei nasional Charta Politika Indonesia, nama Ganjar Pranowo lebih unggul daripada Anies Baswedan dalam elektabilitas nama tokoh yang akan maju di Pilpres 2024.
Sementara itu, dari hasil survei masih Charta Politica nama Ganjar masih menjadi pemuncak.
“Ganjar Pranowo masih ada di peringkat pertama dengan angka 32,6 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, melalui pertemuan daring, Selasa (29/11/2022).
Kemudian, Anies Baswedan di peringkat kedua dan diikuti Prabowo Subianto di posisi ketiga.
“Disusul oleh Anies Baswedan di angka 23,1 persen,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati