Ada banyak pembahasan yang dibicarakan Airlangga, AHY, serta SBY. Salah satunya yakni persoalan demokrasi di Indonesia yang dinilai makin menurun.
RUANGPOLITIK.COM —Sabtu, 29 April 2023 malam, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sowan ke kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Namun pertemuan antara SBY dan Airlangga Hartarto hanya berlangsung sangat singkat. Keduanya bertemu hanya sekira satu jam yakni mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.
Usai sowan ke SBY, Airlangga Hartarto kemudian menghadiri konferensi pers bersama putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (SBY). Di hadapan awak media, AHY mengungkapkan isi pertemuan antara sang ayah dengan Ketum Golkar tersebut.
“Tadi di Perpustakaan Cikeas kami berdiskusi dan tentunya ini menunjukkan sebuah inisiatif yang baik antara dua partai yang memiliki kedaulatan dan independensi,” ucap AHY.
Ada banyak pembahasan yang dibicarakan Airlangga, AHY, serta SBY. Salah satunya yakni persoalan demokrasi di Indonesia yang dinilai makin menurun.
Hal itu terindikasi dari adanya wacana pemberlakuan sistem proporsional tertutup dalam Pemilihan Legislatif 2024. Selain itu, dinamika politik dalam beberapa pekan ini disebut sangat berpengaruh untuk Golkar dan Demokrat.
“Sistem proporsional tertutup apa terbuka kita tidak ingin demokrasi kita mundur jauh ke belakang karena perubahan sistem yang fundamental,” ucap AHY.
“Rasanya patut bagi dua partai ini untuk duduk bersama dan juga membicarakan berbagai kemungkinan yang bisa kita hadapi ke depan, tentu semangatnya adalah bagaimana Indonesia lebih maju, sejahtera, demokrasi, yang juga semakin berkeadaban,” katanya menambahkan.
Tak hanya itu, AHY mengungkapkan bahwa Airlangga juga menyinggung soal eksploitasi politik identitas. Pihak Airlangga tak ingin ada eksploitasi politik identitas terjadi pada era sekarang.
“Tadi Pak Airlangga betul sekali mengingatkan kepada kita semua jangan sampai Pemilu 2024 ini seperti ada pembelahan atau benturan keras antara anak bangsa sendiri. Bukan hanya tidak sehat tapi juga berbahaya, dan banyak korban. Bukan hanya korban politik tapi juga korban jiwa,” kata AHY.
Ketua Umum Partai Demokrat ini pun sepakat dan menilai eksploitasi politik identitas dalam bentuk apapun tak bisa dibenarkan. AHY menentang keras adanya bentuk aksi radikal apapun.
Yang terpenting, dalam pertemuan tersebut Partai Demokrat dan Partai Golkar akhirnya memiliki filosofi bersama. Filosofi tersebut dibuat setelah kedua partai tersebut pernah bersama di pemerintahan pada 2004-2014.
“Ke depan, Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner take it all, tapi kita ingin Indonesia raya,” ucap Airlangga.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)