Demokrat akhirnya angkat kaki dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sebagai penegasan jika partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu tak mungin mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
RUANGPOLITIK.COM – Insiden batal ‘kawin’ antara Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono masih menyisakan perih di kubu Partai Demokrat.
Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan justru memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapresnya. Keputusan singkat tersebut diklaim Demokrat adalah keputusan lompat pagar.
Demokrat akhirnya angkat kaki dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sebagai penegasan jika partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu tak mungin mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Pihaknya akan masuk koalisi mengusung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
“Susah, kecil kemungkinannya kita kembali. Itu sudah 99 persen tidak kembali ke Anies. Jadi, kami akan bergabung Ganjar atau Prabowo,” kata Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah saat ditemui di DPRD Sulsel, Kamis (7/9/2023).
Hal ini merujuk pada pertemuan internal Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memanggil jajaran ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Demokrat di kantor pusat partai di Menteng, Rabu (6/9) lalu.
“Rapat bersama pak AHY dan para kader untuk mendengarkan masukan terkait langkah partai usai tak lagi mendukung bacapres Anies Baswedan,” tutur wakil ketua DPRD Sulsel itu.
Partai Demokrat pun diinstruksikan agar menurunkan seluruh baliho yang pernah dipasang memuat foto bakal calon Presiden Anies Baswedan seluruh daerah di Indonesia.
Ini seiring keputusan Anies Baswedan bersama NasDem yang dianggap sepihak memilih bakal Cawapres Muhaimin Iskandar tanpa sepengatahuan Demokrat.
Demokrat juga telah move on dari Anies Baswedan. Meskipun penjajakan koalisi bersama NasDem telah dibangun sejak tahun lalu, namun Demokrat memilih untuk membangun komunikasi dengan PDI Perjuangan atau Partai Gerindra menghadapi kontestasi elektoral di 2024 nanti.
“Bagi kami itu penghianatan. Alasannya jelas kita move on. Turunkan baliho secara baik,” kata Ketua Ni’matullah.
Bagi Ni’matullah keluarnya Demokrat dari koalisi pengusung Bacapres Anies Baswedan tentu memberikan dampak negatif menyongsong Pemilu nanti. Tapi diakuinya, Demokrat perlahan bangkit dan mengatur ritme pergerakan.
“Pasti ada dampaknya. Untungnya Demokrat terbiasa menghadapi masalah. Badai pasti berlalu. Tapi bagi kami badai berlalu lalang. Kita membuktikan bahwa situasi apapun kita solid,” ujarnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)